HIKMAH  

Bulan Orang Lapar

Ilustrasi Bulan Lapar
Iklan Pemilu

Kemarin, mau nyebrang jalan pengendara sepeda motor tetiba menyalip tanpa aba-aba.

Nyaris nabrak, lalu dia berpaling muka sambil mencerca.

Hampir 5 menit orang-orang lalu lalang dengan kecepatan hampir di atas rata-rata.

Panas terik sepertinya membuat orang-orang ingin cepat saja cari teduhan.

keluar rumah pun sebenarnya enggan, memilih untuk malas-malasan.

Keluar rumah jika mendadak ada keperluan. Itu pun ketika pas Pasan dengan tetangga sebelah tidak saling teguran.

Terik memeras kulit menyebabkan keringatan. Dahaga datang emosional pun segera meradang.

Pantang selip sedikit, hampir naik celurit. Pekik maki di antara daki kota kecamatan yang ngepul asap debu kendaraan.

Di emperan toko penuh dengan hardikan. Pengamen manusia aluminium jadi sasaran makian.

Ada apa dengan kita. Puasa membikin kita resek. Tak ubah anak kecil merengek rengek minta permen karet di toko apek.

Padahal bulan puasa mengajarkan kita untuk bukan hanya tahan lapar.

Juga tahan marah dan kehendak serakah. Ramadan membakar nafsu-nafsu yang liar.

Kata hadis, Puasa lah yang menundukkan nafsu  menggemblengnya.

Baca Juga  Masjid Sri Sendayan dan Sebuah Peradaban

Membantai menampar-nampar sampai nafsu membudak kepada kehendak Tuhan.

Puasa juga untuk orang-orang lapar. Lapar akan kasih sayang dan perhatian ridho Tuhan.

Lapar yang mengakibatkan saling belas kasih sesama manusia. Lapar yang mengajarkan bagaimana empati kepada kaum papa.

Tapi kita, puasa ini sekedar tahan lapar, untuk makan, berikut menzarah dunia sehabis-habisnya.

Tuhan, tolong ampuni kami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *