Pusara Rasa

Iklan Pemilu

Aku tak pernah menyangka, pertemuan yang singkat berakhir pada rasa yang mengikat. Awalnya ku kira biasa saja. Kita hanya sebatas bertegur sapa. Hingga pada sebuah pertemuan, di dekatmu jantungku berdebar tak beraturan.. Rindu mulai tumbuh dalam setiap balasan pesan. Cinta semakin merekah dalam setiap pertemuan. Aku tak berdaya dipelukmu. Aku lupa akan dosa. Aku luapkan segala rasa. Yang aku tau, di dekatmu dunia lebih berwarna. Sebab cinta membuat aku lupa, membutakan hatiku, merusak pemikiranku.

Hingga… Waktu mulai memaksaku berpikir tentang kita selanjutnya. Meminta keterangan. Mengharap kepastian. Menunggu kejelasan. Dari apa yang telah kita lakukan. Sebab kita melangkah terlalu jauh, untuk sekedar kata dekat.

Jenuh. Setelah isi kepalaku disesaki pertanyaan, Kapan?’ Dan diammu adalah satu-satunya jawaban.

Aku bosan menikmati kebahagiaan berlumur dosa. Aku lelah menyembunyikan tentang kemesraan kita. Aku benci, jika terus mencintaimu begini.

Kau tau bukan? Kita bukan lagi remaja belasan yang menjatuhkan rasa sembarangan.

Harus kau tau! Banyak hati yang merasakan penolakan. Banyak rindu yang kubiarkan percuma. Sebab aku mengharapkanmu. Satu-satunya jiwa, menemani aku menyusuri dunia.

Baca Juga  Pak Lurah Sudahlah

Pada akhirnya, Tuhan menjelaskan kepadaku. Menjawab bait-bait doaku. Apa yang engkau sembunyikan. Dengan kuasa-Nya Ia tunjukkan.

Hatiku hancur detik itu juga. Deru ombak seakan menghantam keras tubuh mungilku. Jiwaku luluh lantak. Pasir pantai yang aku injak. Persis pecahan kaca yang aku pijak. Genggaman tanganmu di lengannya adalah cakaran tajam yang aku rasa.
Pantas kau tak segera menyegerakan aku. Pantas kau tak menjawab setiap tanyaku.

Pada akhirnya, aku memutuskan berhenti mencintaimu. Aku mulai kembali membuka hati. Mencari penggantimu. Mencari orang yang benar-benar menginginkanku.

Kau boleh saja menganggap ini pelarian. Bagiku, menunggumu adalah kesia-siaan. Kau boleh saja berkata aku tidak mencintainya. Bukankah aku dicintainya?. Kau boleh saja berpikir “aku masih mencintaimu”. Tapi kembali tuk bersamamu aku tak pernah mau.. Pelaminanku. Adalah pemakaman untuk rasamu. Ku tanam kenanga dipusaranya. Biarkan ia tumbuh subur, sebagai tanda kisah kita telah lama ku kubur.

  • Lelakihaluu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *