BUDAYA  

Benteng Pendem Merawat Masa Lalu Merangkai Masa Depan

Fort Willem I atau Benteng Pendem, di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Foto Portal Berita Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Iklan Pemilu

Kementerian PU melakukan revitalisasi Benteng Pendem Ambarawa, situs cagar budaya simbol ketangguhan bangsa. “Penataan ini bukan hanya soal memperbaiki bangunan, tetapi juga melibatkan pemulihan lansekap agar tetap indah dan memperkuat nilai estetikanya,” ungkap Wamen Diana.

Ambarawa, sebuah kota kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, selama ini dikenal sebagai surga wisata budaya dan sejarah.

Selain memiliki keindahan alam yang mempesona (satu di antaranya Rawapening). Ambarawa yang berlokasi di dataran tinggi dan berhawa sejuk, menyimpan berbagai macam destinasi wisata.

Wisata yang populer di masyarakat, mulai dari bangunan bersejarah, wisata edukasi, hingga destinasi alam yang memukau dan sayang untuk dilewatkan.

Ada pula wisata religi yang memikat hati wisatawan.

Di antara banyak peninggalan nenek moyang, Benteng Pendem Ambarawa atau Fort Willem I berdiri megah sebagai saksi bisu perjalanan panjang Nusantara.  Benteng ini bukan sekadar struktur tua; ia adalah simbol ketangguhan bangsa.

Dibangun pada abad ke-19 oleh kolonial Belanda. Benteng Pendem memiliki peran strategis dalam sistem pertahanan Jawa.

Penamaan “pendem” pada bangunan itu karena merujuk pada struktur sebagian benteng yang tampak seperti tertimbun tanah. Hal itupun memberikan kesan misterius dan megah.

Baca Juga  Festival Pawai Obor dan Takbir Akbar 1445 H, Becak Hias Miniatur Mesjid

Saat ini, benteng ini menjadi fokus pelestarian cagar budaya yang bertujuan untuk menjaga identitas sejarah bangsa.

Jalur Strategis Yogyakarta-Semarang 

Fort Willem I atau Benteng Pendem, di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Foto : Portal Berita Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Benteng yang juga dikenal Benteng Fort Willem I didirikan pada masa kolonial sebagai bagian dari pertahanan utama Belanda di Pulau Jawa.

Bangunan ini merepresentasikan perpaduan antara fungsi militer dan gaya arsitektur Eropa abad ke-19.

Pemerintahan Belanda menggunakan benteng untuk mengendalikan jalur strategis antara Yogyakarta dan Semarang.

Namun ketika gelombang perjuangan kemerdekaan merebak, benteng ini juga menjadi medan pertarungan antara pasukan kolonial dan pejuang Indonesia.

Pada masa modern, Benteng Pendem nyaris terlupakan dan dibiarkan merana oleh waktu.

Namun, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Semarang Nomor 432/0112/2021. Benteng Pendem Ambarawa ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Kabupaten.

Benteng Pendem telah memenuhi definisi bangunan cagar budaya berdasarkan PP 16/2021.

Sehingga negara bertanggung jawab dalam melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan benteng ini.

Sebagai situs cagar budaya, selain melindungi benteng dari ancaman kerusakan lebih lanjut.

Selain itu terbuka juga peluang untuk mengembangkan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata pendidikan dan rekreasi.

Sarana Edukasi Cagar Budaya 

Fort Willem I atau Benteng Pendem, di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Foto Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti menilai penting keberadaan  Benteng Pendem Ambarawa. Ia pun menyempatkan diri meninjau pekerjaan penataan Kawasan Benteng Pendem Ambarawa (Benteng Fort Willem 1) di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 16 November 2024.

Baca Juga  Dengan Semangat Kolaborasi Desa Pulo Sibandang Sumut Kembangkan Wisata

Dalam kesempatan itu, Wamen Diana meminta kontraktor pelaksana untuk selalu memperhatikan aspek kualitas, estetika, dan lingkungan.

Ia juga menekankan perlunya upaya percepatan agar bisa selesai sesuai target pada 31 Desember 2024.

Penataan kawasan Benteng Pendem dimulai pada Desember 2023 dan dikerjakan oleh PT Waskita Karya ini telah mencapai 84,4% .

Biaya proyek  Rp141,2 miliar, meliputi kegiatan penyelamatan struktur asli benteng, pengembangan bangunan, dan penataan lansekap yang akan mengubah kawasan benteng menjadi destinasi ramah wisatawan.

“Penataan ini bukan hanya soal memperbaiki bangunan, melainkan juga melibatkan pemulihan lansekap agar tetap indah dan memperkuat nilai estetikanya,” ungkap Wamen Diana.

Wamen Diana menegaskan pentingnya menjaga struktur asli benteng agar tidak kehilangan keaslian sejarahnya.

Setelah rampung, Benteng Pendem akan memiliki fasilitas modern, termasuk area parkir dan jalan akses yang memadai.

Benteng Pendem Ambarawa Tak Sekadar Susunan Batu

Fort Willem I atau Benteng Pendem, di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Foto Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Di atas lahan seluas 27.286,38 m2 dengan area parkir seluas 6.429,93 m2 dan area jalan akses seluas 5.873,42 m2.

Baca Juga  Anjungan Bingkai Budaya Indonesia Langkat dan Binjai Bersiap Gelar Perhelatan Budaya Bertajuk "Syair Perahu"

Benteng Pendem Ambarawa tidak hanya menjadi destinasi wisata. Selain itu juga jendela bagi generasi muda untuk memahami dan menghormati sejarah perjuangan bangsa.

Upaya pelestarian ini menegaskan bahwa menjaga warisan budaya bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.

Bagi wisatawan, kunjungan ke Benteng Pendem adalah pengalaman menyentuh. Serasa melintasi lorong waktu ke masa-masa ketika perjuangan demi kemerdekaan Indonesia berlangsung.

Di balik dinding-dinding tuanya, benteng ini menyimpan cerita-cerita tak terkatakan tentang keberanian, pengorbanan, dan semangat yang tak pernah padam.

Dengan pelestarian yang terus berjalan, Benteng Pendem Ambarawa kini siap membuka babak baru dalam sejarahnya, menjadi simbol kebanggaan budaya Ambarawa yang terus menginspirasi.

Penulis: DjanurEditor: Hidayat Syahputra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *