BUDAYA  

Festival Iraw Tengkayu, Kebudayaan Suku Tidung Sarat Filosofi Kehidupan

Suku Tidung diyakini berasal dari kawasan Pegunungan Menjelutung dan termasuk dalam kelompok Dayak Pantai.

Iraw Tengkayu, tradisi menghanyutkan perahu oleh masyarakat di Kalimantan Utara sebagai bentuk simbol rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur. DISBUDPAR KALTARA
Iklan Pemilu

Minggu, 24 November 2024

Indonesia dikenal dengan kekayaan budayanya yang beragam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), negara ini memiliki sekitar 1.340 suku bangsa. Keberagaman itu tersebar di seluruh wilayah, mulai dari Sabang hingga Merauke.

Dari jumlah tersebut, suku Jawa menjadi yang terbesar, mencakup sekitar 50 persen dari total populasi. Sisanya adalah berbagai suku lain yang mendiami wilayah-wilayah luar Jawa, seperti suku Bugis-Makassar, Batak, Bali, Aceh, dan lainnya.

Masing-masing suku ini memiliki adat, budaya, serta norma yang unik dan berbeda-beda. Keragaman itu menjadikan Indonesia sebuah mozaik budaya yang kaya dan indah. Di Kalimantan Utara, tepatnya di Kota Tarakan, terdapat suku Tidung yang menjadi salah satu suku asli daerah tersebut.

Suku Tidung diyakini berasal dari daerah Pegunungan Menjelutung dan termasuk dalam kelompok Dayak Pantai. Mereka telah lama mendiami wilayah pesisir dan dataran rendah, serta memiliki tradisi yang erat kaitannya dengan alam dan leluhur mereka. Keberadaan suku Tidung ini turut memperkaya warna budaya Indonesia.

Baca Juga  Membangun Langkat Tanpa Meninggalkan Identitas Budaya

Setiap tahunnya, Pemerintah Kota Tarakan menggelar Festival Iraw Tengkayu untuk merayakan kebudayaan suku Tidung.

Tahun ini merupakan perayaan Iraw Tengkayu yang ke-13. Berlangsung pada 5–6 Oktober 2024 dengan tema “Merawat Kebangsaan, Merawat Wisata Budaya yang Berkelanjutan.”

Nama “Iraw Tengkayu” memiliki arti yang mendalam dalam bahasa suku Tidung.

“Iraw” berarti “perayaan,” sedangkan “Tengkayu” merujuk pada sebuah pulau kecil yang dikelilingi laut. Dalam konteks ini mengacu pada identitas Pulau Tarakan, tempat tinggal suku Tidung.

Festival ini merupakan cara untuk menghormati dan merayakan warisan budaya, hasil panen, serta hubungan harmonis dengan leluhur. Seiring berjalannya waktu, Festival Iraw Tengkayu berkembang dari perayaan sederhana menjadi acara besar yang melibatkan berbagai elemen budaya.

Festival ini juga menjadi ajang bagi suku Tidung untuk berkumpul dan mempererat ikatan. Perayaan Iraw Tengkayu kini  menarik wisatawan baik dari berbagai daerah maupun mancanegara.

Ajang Budaya

Festival Iraw Tengkayu menyajikan berbagai kegiatan budaya dan ritual adat yang penuh makna. Salah satu, acara Parade Padaw Tuju Dulung.

Baca Juga  Anjungan Bingkai Budaya Indonesia Langkat dan Binjai Bersiap Gelar Perhelatan Budaya Bertajuk "Syair Perahu"

Padaw Tuju Dulung merupakan perahu hias yang dirancang khusus untuk diarak keliling kota. Kemudian dihanyutkan ke laut sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur.

Perahu ini memiliki tiga cabang haluan, yang masing-masing memiliki tingkat berlapis-lapis. Totalnya ada tujuh tingkat yang melambangkan hari dalam seminggu. Struktur tujuh tingkat ini mengandung filosofi perjalanan kehidupan manusia yang berulang.

Dalam prosesi Padaw Tuju Dulung perahu hias ini diangkat oleh para pemuda menggunakan bilah bambu. Ritualnya dipenuhi dengan doa serta harapan bagi kesejahteraan masyarakat. Mereka percaya ritual ini membantu menjaga keharmonisan dengan alam dan leluhur.

Sebelum puncak acara, festival diawali dengan Pekan Kebudayaan Daerah selama lima hari. Diisi dengan berbagai kegiatan budaya seperti tarian, pawai budaya, dan perlombaan tradisional. Acara ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pelajar hingga komunitas budaya. Organisasi perangkat daerah, perusahaan BUMN dan BUMD di Kota Tarakan.

Penampilan tarian kolosal yang melibatkan 250 penari dari berbagai sekolah menengah se-Kota Tarakan menutup rangkaian acara. Sebuah festival yang menarik dan menjadi destinasi wisata yang patut untuk dikunjungi.

Baca Juga  7 Upaya Merawat Kelestarian Budaya Indonesia

sumber Indonesia.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *