OPINI  

Tenggelamnya Kota Tanjung Pura, Langkat

Kondisi Parit di Depan Gedung Nasional, Jalan Jendral Sudirman, Tanjung Pura, Langkat
Kondisi Parit di Depan Gedung Nasional, Jalan Jendral Sudirman, Tanjung Pura, Langkat
Iklan Pemilu

Tanjung Pura merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah administratif Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini terdiri dari 18 desa dan 1 kelurahan. Dimana di sebelah utara berbatasan langsung dengan selat Malaka.

Kota kecil yang dibelah sungai besar yakni Sungai Batang Serangan dan dilintasi Sungai Batang Durian yang kini disebut sebagai Sungai Mati ini berpenduduk asli suku Melayu.

Kota kecil yang terletak di jalur utama Jalan Raya Lintas Sumatra yang menghubungkan Kabupaten Langkat dengan Provinsi Aceh.

Selain letak geografisnya yang berada di pesisir. Pada zamannya, Tanjung Pura merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Langkat. Hal itu dibuktikan dengan adanya catatan sejarah dan peninggalan bangunan serta 2 tapak istana dan mesjid yang bercorak budaya Melayu.

Tanjung Pura juga merupakan kota kecil yang penuh catatan sejarah, kemasyuran kesultanan melayu. Serta menjadi ibu kota kerajaan Melayu terkaya di Sumatera pada zamannya.

Kerajaan ini menjadi makmur berkat penemuan ladang minyak dan perkebunan, juga terkenal sebagai kota pendidikan dan budaya.

Kota Pendidikan dan Budaya

Gedung Madrasah Jam'iyah Mahmudiyah, Tanjung Pura Resmi Berdiri Pada 1912, Menjadi Pusat Pendidikan di Langkat
Gedung Madrasah Jam’iyah Mahmudiyah, Tanjung Pura Resmi Berdiri Pada 1912, Menjadi Pusat Pendidikan di Langkat

Sejak zaman dahulu Tanjung Pura dikenal sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Kesemuanya itu terbukti dengan adanya pahlawan nasional republik Indonesia, seorang pujangga besar Tanah Melayu, Tengku Amir Hamzah.

Baca Juga  Pemilih Nasdem Terbelah Lebih Dukung Adli Tama, Ini Faktornya

Tengku Amir Hamzah seorang penyair handal yang disemadikan di Kompleks Pemakaman Umum Masjid Azizi Tanjung Pura.

Meskipun wilayahnya relatif kecil, namun Tanjung Pura pernah menorehkan sejarah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.

Dimana kota yang melahirkan Tengku Amir Hamzah, seorang pujangga terkemuka dari tanah Melayu. Di sini, Tengku Amir Hamzah mulai menorehkan karya-karya indahnya dengan pena emasnya.

Selain Tengku Amir Hamzah, Tanjung Pura juga dihormati karena telah menjadi tempat studi bagi sejumlah tokoh besar, seperti Adam Malik, Chairil Anwar, dan Armin Pane.

Kota Bisnis

Stasiun KA Tanjung Pura, di Jalur KA Deli Sumatera Pantai Timur, sekitar tahun 1920

Selain sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Langkat, Tanjung pura juga menjadi pusat bisnis, dimasanya. Dimana terdapat pelabuhan besar yang disinggahi kapal-kapal besar perdagangan.

Untuk mobilisasi barang dan manusia, sebagai kota Bisnis, Tanjung Pura juga memiliki stasiun kereta api.

Pelabuhan dan Stasiun kereta api ini, keduanya terletak di wilayah Desa Teluk Bakung saat ini. Dimana masih dapat kita temui jejaknya.

Tanjung Pura menjadi kota dengan fasilitas terlengkap, seperti Rumah Sakit, Penjara, Stasiun Kereta api, Pelabuhan serta pertokoan dan rumah-rumah ibadah berbagai agama.

Baca Juga  Setengah Tahun Laporan Mandek, Pelaku Pembacokan Wartawan di Langkat Belum Ditangkap

Tenggelamnya Kota Tanjung Pura

Kondisi Paret / Drainase di Jalan Jendral Sudirman ( Depan Gedung Nasional) Tanjung Pura, Langkat
Kondisi Parit / Saluran Air di Jalan Jendral Sudirman ( Depan Gedung Nasional) Tanjung Pura, Langkat

Namun beriring waktu, Tanjung Pura hanya menjadi salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Langkat setelah gagal terpilih menjadi Ibukota Kabupaten Langkat.

Pemerintah RI memindahkan Ibukota Kabupaten Langkat dari Binjai Ke Stabat berdasarkan PP RI Nomor 5 tahun 1982 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat dari Kotamadya Daerah Tingkat II Binjai Ke Kota Stabat di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat.

Setalah berpindahan dari Ibu kota Langkat dan Binjai ditetapkan menjadi Kotamadya.

Kota Tanjung Pura yang permai sentosa dengan kemegahan tata kota yang tertata dengan baik perlahan merosot. Dan saat ini terus terjerembab menjadi kota kecil yang kumuh dengan bangunan liar di segala penjuru.

Predikat sebagai kota pendidikan, yang didatangi oleh para penimba ilmu dari berbagai penjuru Nusantara dan semenanjung melayu, kini seperti tak berbekas.

Malah menjadi kota dengan tingkat kriminalitas yang tinggi dan zona merah peredaran barang terlarang.

Kota yang seperti dibiarkan tanpa penataan, bangunan liar yang dibiarkan berdiri tanpa aturan. Kesemerautan tanpak di segala sisi.

Baca Juga  Video: Kelemahan dan Kelebihan All New Terios

Jorok dan kumuh, tidak lagi mencerminkan kota yang memegang nilai-nilai religiusitas yang diwariskan para pendahulu.

Kondisi Paret / Drainase di Jalan Jendral Sudirman ( Depan Gedung Nasional) Tanjung Pura, Langkat
Kondisi Paret / Drainase di Jalan Tengku Amir Hamzah (Depan Asrama Putri MAN 2 Langkat) Tanjung Pura, Langkat

Keadaan ini semakin menunjukkan Tanjung Pura sebagai kota yang nyaris tenggelam dan menjadi kota ‘mati’. Walau dulunya pernah berjaya, namun kini yang tersisa hanya puing-puing kejayaan pada masanya saja.

Tanjung pura mengalami kemerosotan pada segala lini. Kerap dilanda banjir hanya kerena hujan berhari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *