Progres revitalisai Gedung Warenhuis kini telah mencapai tahap finishing, dengan persentase penyelesaian 99,3 persen.
Alexander berharap gedung ini dapat diresmikan pada 28 Desember 2024.
“Gedung ini nantinya akan menjadi ruang kreativitas bagi warga Medan. Semacam creative hub, ada tenant-tenant di lantai bawah dan lantai 2, serta rooftop yang bisa digunakan untuk acara atau event,” tandasnya, Senin 23 Desember 2024.
Gedung Warenhuis, yang merupakan bangunan cagar budaya dan aset Pemerintah Kota Medan, dahulu merupakan swalayan pertama di kota tersebut.
Pada 2023, Wali Kota Medan Bobby Nasution merencanakan revitalisasi gedung ini untuk mengembalikan bentuk aslinya dan menjadikannya sebagai pusat kreatif serta tempat pameran untuk pelaku UMKM dan pemilik usaha kuliner.
Warenhuis Mall Pertama Kota Medan
Gedung Warenhuis adalah salah satu gedung megah saksi sejarah perkembangan Kota Medan.
Warenhuis tentu sangat lekat dengan masa – masa kejayaan Deli masa kolonial belanda.
Bangunan itu dulunya merupakan pusat perbelanjaan di Kota Medan. Gedung Warenhuis merupakan supermarket pertama di Kota Medan yang dibangun masa kolonial Belanda.
Pada perkembangan wilayah Deli yang kemudian dikenal sebagai Kota Medan. Warenhuis menjadi saksi keberadaan aspek-aspek pendukung kehidupan.
Keberadaan perkebunan tembakau yang menjadi denyut kehidupan masa itu. Kehidupan multi-etnis menjadi bagian keberagaman dan interaksi masyarakat Kota Medan.
Hal tersebut memberi tinggalan berupa fisik-fisik bangunan yang memuat beragam cerita menarik dan mampu menjadi sarana reflektif kehidupan masa kini.
Keberadaannya sebagai penunjang aktifitas masa itu yangbdipengaruhi oleh pola interaksi masyarakat yang multi-etnis.
Hal ini tergambar dari pola tata ruang bangunan, arsitektural bangunan yang vernakularis hingga keterkaitan dengan masa art-deco yang turut menjadi warna fisik bangunan.
Keberadaannya bukan saja sekedar sebagai tumpukan batu.
Namun menjadi bagian dari sejarah di Kota Medan. Dan simbol keterkaitan sejarah antar masa dan juga sebagai bagian kekayaan arsitektural Kota Medan yang beragam.
Warenhuis sebuah gedung lantai dua dengan pilar-pilar kokoh yang berada di Jalan Jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
Dahulu kala, gedung megah Warenhuis adalah supermarket toserba tempat menjual bahan-bahan pangan dan perabotan rumah tangga.
Di depan pintu masuk Warenhuis tertoreh tulisan, “op den 16:2:1919, werd voor dit gebouw, de eerste, steen gelegd door, Daniel Baron Mackay Burgermeester Van Medan,” diartikan kira-kira seperti ini: “Peletakan batu pertama Warenhuis oleh Wali Kota Medan, Daniel Baron Mackay, pada Hari Minggu, 16 Februari 1919.”
Desain Gedung Warenhuis
Bangunan Warenhuis ini jika kita lihat baik-baik sangat kaya akan inspirasi seni pada bidang arsitektur, fascade gedung berbentuk huruf ‘L’ ini sangat sarat dengan gaya eropa klasik.
Selain itu pada kedua menara yang juga difungsikan sebagai entrance, jalur masuk. Dapat kita lihat bentuk gaya artdeco pada puncaknya.
Pada beberapa jendela di bagian atas kita juga dapat melihat jendela kaca dengan tekhnik patri. Sebuah tekhnik yang pada saat itu sangat dikagumi.
Bentuk seperti ini dapat juga kita lihat pada koridor mesjid raya Medan. Dan beberapa bangunan besar peninggalan Belanda lainnya di kota Medan.
Dari lantai dua, jika memandang kebawah kita akan melihat area luas di tengah bangunan.
Mungkin juga dahulu dijadikan tempat berjual beli seperti yang sering kita jumpai pada pusat-pusat perbelanjaan saat ini, menggunakan steling-steling kecil.
Jika melihat keatas, kita akan lebih terkagum melihat plafon bangunan ini terhampar luas penuh dengan kaca patri.
Kesan penuh akan bangunan adalah sebuah kejayaan peradaban orang Medan di tanahnya yang subur menjadi pusat penanaman modal asing ketika itu.
Gedung yang dahulunya muncul dengan warna putih ditambah pilar-pilar marmernya menambah kesempurnaan kejayaan orang Medan saat itu menikmati hasil tanahnya sendiri.
Fungsi Werenhuis dimasa Hindia Belanda
Awal mula gedung dibangun, gedung ini berfungsi sebagai kamar dagang Belanda. Lalu beralih fungsi sebagai gedung opera. Kemudian setelah Indonesia merdeka gedung ini menjadi gedung perkantoran.
Sejak 1918, Medan telah menjadi sebuah kota tempat bertemunya pemilik modal dan pengguna modal, dari hampir seluruh bangsa di dunia dan suku di Indonesia.
Berbagai elemen yang ada pun memainkan perannya secara maksimal pada bentuk wujud baru Deli ini.
Medan Warenhuis atau secara kata per kata dapat kita sebut ‘Pusat Pertokoan’ yang jika kita konversi pada saat ini menjadi Mall atau Plaza adalah sebuah bangunan yang berada di persimpangan jalan Ahmad Yani (Huttenbachstraat) dan jalan Hindu (Hindoestraat).
Bangunan ini adalah pusat pertokoan terbesar dan pertama di Sumatra saat itu. Ketika Singapura belum menjadi sebuah destinasi perbelanjaan bagi kaum sosialita.
Warenhuis menjadi tempat bagi kalangan bermodal untuk memuaskan hasrat belanjanya tentunya sesuai dengan banyaknya duit yang mereka miliki.