Sampah seakan menjadi persoalan yang tidak mampu diselesaikan baik oleh Pemerintah Kabupaten Langkat dan warganya. Pemandangan tumpukan sampah plastik, bahkan sisa peremajaan pohon kembali terlihat di area Alun-alun Tengku Amir Hamzah, Stabat, pada Minggu pagi, 2 November 2025.
Diketahui, sampah-sampah itu berasal dari pedagang yang berjualan serta pengunjung yang meninggalkan sisa makanan dan kemasan plastik di lokasi tersebut.
”Banyak sampah-sampah plastik berserakan diduga berasal dari pedagang kaki lima serta warga yang berkunjung ke alun-alun tanpa rasa tanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan,” ungkap Fazar, Kordinator Gen Hijau.
Kondisi ini menjadi potret berulang setiap akhir pekan. Seolah telah menjadi kebiasaan buruk yang terus dipertontonkan di ruang publik kebanggaan masyarakat Langkat.
Melihat situasi itu, komunitas Gen Hijau, yang konsisten mengkampanyekan isu-isu lingkungan hidup, kembali turun tangan melakukan aksi bersih-bersih di kawasan alun-alun.
Aksi tersebut dilakukan secara sukarela dan pembiayaan mandiri sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan perkotaan.
“Setiap minggu kami turun, tapi kesadaran masyarakat masih rendah. Sampah tetap saja menumpuk setelah weekend,” tambah Fazar.
Ironinya, meski rutin melakukan aksi tersebut, komunitas Gen Hijau melihat belum tumbuhnya kesadaran publik, termasuk perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Langkat, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Para relawan berharap aksi kecil yang mereka lakukan dapat menjadi dorongan bagi masyarakat untuk berubah. “Menjaga kebersihan bukan hanya tugas pemerintah atau komunitas, tapi tanggung jawab bersama,” tegas mereka.
Fenomena tumpukan sampah di ruang publik utama ini menjadi pengingat bahwa kebersihan lingkungan masih perlu menjadi perhatian nyata, tidak sekadar slogan di spanduk atau imbauan sesaat.







