Tentu kita boleh berpendapat bahwa Perayaan HUT Langkat tahun 2025 ini sama kadarnya seperti Pasar Malam kelas kampungan. Hanya bedanya dibiayai oleh APBD Langkat.
Masyarakat Langkat tentu mengharapkan adanya suguhan yang menarik pada perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Langkat ke 275 tahun.
Namun faktanya, masyarakat mendapatkan perayaan hari ulang tahun daerahnya tanpa inovasi serta konsep yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan malah, bisa dikatakan seperti pasar malam di kampung-kampung dan pasar kaget tradisional.
Perayaan HUT Langkat tahun 2025 dinilai miskin inovasi. Tidak ada yang menarik sedikit pun, tidak ada inovasi pembangunan sebagimana yang diklaim Pj Bupati Langkat saat membuka pameran pembangunan dan bazar UMKM pada Rabu, 15 Januari 2025.
Miskin Inovasi

Tampilan dan kemasannya tidak ada bedanya dari tahun sebelum-sebelumnya. Ibaratnya zaman sudah bergerak cepat dengan kehadiran Artificial intelligence (AI).
Langkat malah tidak bergerak sama sekali, jalan ditempat. Itulah gambaran pembangaun yang dipamerkan oleh Pemkab. Langkat pada perayaan HUT Langkat di tahun 2025 kali ini.
Ditambah yang katanya Pameran Pembangunan menampilkan berbagai inovasi pembangunan daerah serta produk unggulan UMKM Langkat, termasuk kerajinan, kuliner, dan inovasi lokal lainnya.
Justru kita mendapati ada salah satu stand Pemeran Pembangunan yakni Stand Kecamatan Batang Serangan memamerkan sayur-mayur, menjual minyak goreng merek minyakkita dan beras, bak kedai sampah.
Apakah minyak goreng merek minyakkita itu produk unggulan kecamatan tersebut? Tentu bukan kan?

Selain itu stand pameran pembangunan juga didominasi pedagang kebanyakan. Pedagang kopi terlihat mendominasi.
Padahal kopi bukanlah produk Kabupaten Langkat. Selain itu juga dipadati kuliner jenis junk food, makanan yang tinggi kalori, lemak, gula, dan garam, tetapi rendah nutrisi.
Tentunya, hal itu bertolak belakang dengan pernyataan Pj Bupati Langkat, M Faisal Hasrimy, mengutip siaran pers Pemkab Langkat, pameran HUT Langkat menampilkan berbagai inovasi pembangunan daerah serta produk unggulan UMKM Langkat, termasuk kerajinan, kuliner, dan inovasi lokal lainnya.
Ditambah pedagang berdagang tanpa ditata sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesemerautan. Urakkan bak pasar tradisional.
Bazar UMKM
Pelaku UMKM Lokal di tendang, UMKM Luar Diundang

Tentu kita bersama membaca beberapa pemberitaan terkait pelaksanaan peringatan HUT Langkat di tahun 2025 ini. Para pedagang keluhkan mahalnya uang sewa stand jualan di areal Alun-alun Tengku Amir Hamzah, Stabat.
Keluhan itu dikarenakan tingginya harga sewa stand. Menurut keterangan dari beberapa pedagang untuk satu stand mereka harus membayar uang sewa sebesar 2 juta rupiah selama 3 hari.
Selain itu adanya puluhan pedagang di seputaran Kabupaten Langkat merasa kecewa dan kesal. Mereka mengaku diusir dari areal Alun-alun T Amir Hamzah.
Mereka mengatakan diusir oleh oknum yang mengaku vendor penyedia stand di momen HUT ke-275 Negeri Bertuah Ini. Setiap standnya, dibandrol Rp1,2 juta – Rp2,5 juta untuk disewakan.
Tentu ini keanehan dari perayaan HUT Langkat itu sendiri. Dimana pada perayaan Langkat tahun 2025 mengusung tema “Berkolaborasi Dalam Rangka Membangun Kabupaten Langkat.”

Dengan siapa kolaborasinya, bayangkan mereka (pelaku UMKM) harus mengeluarkan biaya besar hanya untuk berjualan selama 3 hari. Meraka harus mengeluarkan biaya sebesar 1,5 hingga 2 juta rupiah per stand.
Bukannya membantu pelaku UMKM Langkat bertumbuh dan naik kelas malah menguras.
Hal ini tentu haruslah menjadi kajian yang mendalam. Bagaimana kedepan HUT Langkat dapat dijadikan ajang untuk menampilkan capaian-capaian pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Langkat.
Event tahunan ini harus dikemas sedemikian rupa sehingga menarik perhatian masyarakat Sumatera Utara bahkan menjadi event berkelas Nasional bahkan mancanegara. Bukan malah menjadi event yang miskin Inovasi dan berakhir seperti pasar kaget tradisional dadakan.
Panitia pelaksana Perayaan HUT Langkat ke 275 tahun, mesti dievaluasi.