BERITA  

Galeri Dekranasda Ditelantarkan Bukti Komitmen Kosong Disbudpar Langkat

Kondisi Galeri Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Langkat, di Bukit Lawang, Bahorok, Langkat
Iklan Pemilu

Selayaknya Galeri Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) menjadi etalase yang menampilkan dan mempromosikan produk unggulan aneka kerajinan daerah Langkat.

Namun pada faktanya, pihak yang meresmikan galeri setahun lalu itu kini membiarkan gedung kosong seperti tidak bertuan.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (BudPar) Langkat meresmikan galeri Dekranasda di Bukit Lawang pada, Kamis, 15 Februari 2024.

Alih-alih menjadikan etalase yang mempromosikan produk unggulan kerajinan daerah untuk meningkatkan minat kunjungan wisatawan ke Langkat, khususnya Bukit Lawang.

Galeri kerajinan itu justru menambah deretan gedung milik Pemkab Langkat yang dibangun, lalu dikosongkan dan ditelantarkan.

Nur Elly Heriani Rambe, Kadis BudPar sekaligus Ketua Harian Dekranasda Langkat diam seribu bahasa saat awak media mengonfirmasinya pada Rabu 12 Maret 2025 siang.

Di lain pihak, seorang penggiat wisata daerah, Ahmad Suganda menuturkan bahwa Pemkab Langkat, terkhusus Dinas BudPar Langkat, tidak mampu bekerja untuk memajukan pariwisata Langkat.

“Bagaimana tidak, hal itu tergambarkan dari terbengkalainya gedung atau galeri Dekranasda Kabupaten Langkat. Itu baru salah satu bukti,” tegasnya, Kamis, 13 Maret 2025 siang.

Baca Juga  Bantu Masyarakat Baznas Langkat Salurkan ZIS Triwulan III Senilai Rp 221 Juta

Suganda menilai kondisi itu merupakan cerminan ketidakseriusan dan bentuk dari komitmen Pemkab Langkat yang mana perkataan tidak sesuai dengan tindakan.

“Hal ini menunjukkan tidak adanya keseriusan dalam memajukan pariwisata daerah; memajukan pariwisata hanyalah sekedar ucapan. Atau fakta ini menunjukkan kondisi yang sebenarnya bahwa sebenarnya Dekranasda dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Langkat itu kosong, seperti galerinya yang kosong,” tambahnya lagi.

Selanjutnya, inilah gambaran dari pembangunan tanpa perencanaan yang matang. Penguapan anggaran, pembangunan yang mubajir. “Bagaimana, apakah ini yang harus terus dipertahankan?,” tegas Suganda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *