Viral potongan video yang menayangkan seseorang siswa sekolah dasar (SD) swasta di Medan disuruh belajar di lantai ruang kelas. Perlakukan itu terjadi di Jalan STM, Kota Medan.
Wali kelas menyuruhnya belajar di lantai namun bukan karena kenakalan siswa. Melainkan hanya karena nunggak uang sekolah selama 3 bulan.
Sontak video tersebut menjadi sorotan publik. Dalam video yang dilihat, Jumat, 10 Januari 2025, tampak siswa SD duduk di lantai dalam ruangan kelas.
Terlihat bahwa perekam video ialah orang tua siswa itu mempertanyakan soal itu kepada wali kelas yang saat itu sedang berada di ruangan belajar.
Kamelia, orang tua siswa menyebutkan peristiwa dalam video terjadi pada Rabu, 8 Januari 2025. Ia mengatakan ternyata telah duduk selama 3 hari di lantai.
“Pada Rabu, tanggal 6 (Januari) itu kan masuk sekolah, jadi sekitar 3 hari Ia memang duduknya di lantai tanpa sepengetahuan saya,” sebut Kamelia, Jumat, 10 Januari 2025.
Kronologi
Orang tua siswa menerangkan wali kelas sempat membuat aturan siswa yang belum mengambil rapor tidak boleh mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Dia mengaku mengetahui jika anaknya duduk di lantai berawal dari anaknya yang tidak mau berangkat ke sekolah, pada Rabu, 8 Januari 2025 pagi.
Waktu itu, dia meminta agar anaknya pergi duluan dan akan menyusul untuk membayar uang sekolah.
Anaknya kemudian menceritakan jika dia malu duduk di lantai beberapa hari ini karena belum mengambil rapor. Dari situlah kemudian Kamelia datang ke sekolah.
“Terus anak saya bilang gini ‘jangan lah Mak, ayolah datang ke sekolah, Mahesa malu lo Mak asyik duduk di semen aja, dari pertama masuk,” ujarnya.
Kamelia kemudian menghubungi wali kelas anaknya untuk memastikan informasi dari anaknya. Lalu wali kelas membenarkan cerita anaknya. Wali kelas bersikeras jika anak tidak bisa mengikuti pelajaran kalau tidak mengambil rapor.
Diketahui bahwa peraturan itu dibuat sendiri oleh wali kelas tanpa sepengetahuan kepala sekolah. Anak Kamelia sendiri belum bisa mengambil rapor karena masih menunggak uang sekolah selama 3 bulan.
Sebelumnya Ia sudah berkomunikasi dengan wali kelas anaknya bahwa dirinya belum bisa datang ke sekolah. Ia mengaku berniat menjual handphone-nya agar bisa melunasi uang sekolah kedua anaknya di sekolah itu.
“Saya sudah koordinasi hari Selasa-nya, saya bilang ibu izin saya belum bisa datang, itu rencana kemarin saya mau sempat jual HP untuk bayar uang sekolah biar (anak) dapat raport,” ucapnya.
Datangi Sekolah Anaknya
Mengetahui hal itu, Kamelia kemudian datang ke sekolah dan melihat langsung anaknya duduk di lantai saat belajar. Kamelia mengaku miris saat melihat ankanya duduk di lantai.
“Miris hati saya, kok kecewa kali, saya kan dari awal sudah izin, kenapa didudukkan di semen juga,” ungkapnya.
Setelah sempat mempertanyakan soal anaknya duduk di lantai, Kamelia kemudian diajak ke kantor. Wali kelas disebut tetap kekeuh dengan sikapnya, padahal kepala sekolah mengatakan tidak ada membuat aturan seperti itu.
“Memang dia kekeuh, dia (wali kelas) bilang ‘saya sudah suruh keluar tapi dia (siswa) nggak mau’, saya tanya kepsek apakah itu peraturan dari sekolah, kepsek bilang ‘peraturan itu nggak ada saya buat’,” sebutnya.
Kamelia mengaku sudah memohon, apalagi dirinya saat itu sedang sakit. Suami Kamelia sendiri bekerja sebagai tukang bangunan.
Uang sekolah anaknya di SD itu sebesar Rp 60 ribu per bulan. Kedua ananya yang sekolah di SD itu sama-sama menunggak uang sekolah selama 3 bulan.
“Kalau dia kan dari kelas 1 itu Rp 60 ribu, tidak ada naik sampai sekarang Rp 60 ribu, mereka kan ini berdua abang beradik, si adik lah satu, tiga bulan lah uang SPP mereka belum dibayar,” ucapnya.
Kepala Sekolah Meminta Maaf
Kepala sekolah dan sejumlah guru disebut sudah meminta maaf atas kejadian itu dengan mendatangi rumah Kamelia. Namun, wali kelas tersebut hingga saat ini tidak ada menghubungi apalagi meminta maaf.
“Tadi guru-gurunya datang ke rumah untuk minta maaf. Kepala sekolah saat di sekolah juga sudah meminta maaf,” sebutnya.
Namun wali kelas anaknya belum meminta maaf apalagi menghubunginya. Padahal Ia sempat pingsan karena shock.
“Saya sebenarnya ingin wali kelasnya meminta maaf tapi sampai detik ini wali kelasnya tidak ada menghubungi padahal waktu di sekolah saya sampai pingsan-pingsan saya karena shock,” ujarnya.
Kamelia yang merupakan ibu rumah tangga dan juga relawan sosial ini mengaku jika temannya sudah datang ke rumah.
Teman relawannya berencana mencari bantuan agar bisa membayar uang sekolah anaknya.
“Tadi ada juga relawan yang datang, tanyakan berapa uang sekolah, cuma kita bayarkan ke sekolahnya. Kalau apa nanti kalau ada dapat bantuan, biarlah sampai setahun atau 2 tahun, biar nggak bayar,” tutupnya.