OPINI  

Mana Kesatria Mana Pencuri Kuda, Siapa Yang Merasa?

Dua Aktor dalam Film Troy, Perang Yunani vs Troya karena Perebutan Wanita (Foto: ist)
Iklan Pemilu

Dalam diskursus tatanan sosial masyarakat nusantara, Kesatria merupakan salah satu kasta dalam kehidupan masyarakat. Kesatria merupakan lapisan masyarakat yang memiliki peran sebagai penegak keamanan, penegak keadilan, pemimpin masyarakat, pembela kaum tertindas atau kaum lemah karena ketidakadilan dan ketidakbenaran.

Lalu dalam tatanan masyarakat dunia, seluruh peradaban yang ada di muka bumi ini sepakat bahwa Kesatria
adalah sosok yang dikenal bukan hanya karena keberanian, tetapi juga karena kejujuran, integritas, dan kesetiaan kepada nilai-nilai luhur.

Sementara menurut KBBI Satria bentuk tidak baku dari kata ‘kesatria’ yang artinya sosok pria gagah dan berani. Selain itu, kata Satria juga diadaptasi ke dalam bahasa Sanskerta yakni kesatria yang artinya kewenangan.

Pada zaman dahulu, kesatria merujuk pada kasta bangsawan, tentara, hingga raja. Pada zaman sekarang, kesatria merujuk pada profesi seseorang yang mengabdi pada penegakan hukum, kebenaran dan keadilan prajurit, bisa pula berarti perwira yang gagah berani atau pemberani.

Pencuri Kuda

Curi atau mencuri adalah tindakan mengambil milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi.

Baca Juga  Menepuk Air di Dulang, Terpercik Muka Sendiri

Mencuri berarti melakukan dengan sembunyi-sembunyi dan berusaha supaya tidak diketahui orang, meskipun itu perbuatan terlarang dan dilarang.

Lalu pencuri adalah orang yang mencuri atau disebut juga maling. Sifat sandingan seorang pencuri ialah pembohong. Hal ini karena Ia akan bermuslihat untuk menutupi perbuatannya.

Makna “pencuri kuda” ialah orang-orang yang mengambil milik orang mencuri kuda. Pelaku jahata. Bukan sikap maupun tindakan seorang Kesatria.

Dalam konteks pemerintahan, pencuri kuda mencerminkan pejabat yang menyalah gunakan kewenangannnya.

Dalam konteks Pilkada pencuri kuda ialah semisal pejabat (ASN) yang tidak netral. Memanfaatkan kewenanagan (kekuasaan) mengarahkan pemilih untuk memilih salah satu calon kepala daerah.

Selain itu berarti juga pemimpin yang mengabaikan kesejahteraan rakyat, menyalahgunakan anggaran, atau melakukan hal-hal yang tergolong korupsi.

Pernyataan Pamungkas Paslon 02 Langkat

Pada saat sesi menyampaikan pernyataan pamungkas Aldi Tama Hidayat Sembiring mengeluarkan kalimat pamungkas pula, yakni “Mari Kita Bedakan Mana Kesatria mana Pencuri Kuda.”

Kalimat pamungkas itu memiliki makna simbolis yang begitu mendalam. Kalimat itu juga pasti mengganggu psikologis lawan politik dalam kontestasi Pilkada Langkat 2024.

Baca Juga  Kadinkes : Tidak Ada Uang Muka, Tender Di Dinkes Langkat Sesuai Mekanisme

Walau belum tentu kalimat itu ditujukan kepada lawan politiknya. Kecuali lawan politiknya merasa sebagai menjadi bagian dari maksud kalimat itu.

Pada tatanan budaya, Kesatria merupakan sosok yang memiliki keberanian dalam membela yang benar. Karenannya seorang Ksatria dipastikan memiliki kejujuran, integritas, dan kesetiaan kepada nilai-nilai luhur.

Dalam melakoni pertarungan dengan lawannya, Kesatria juga dapat dipastikan tidak akan melakukan kecurangan, menyalahi aturan dengan sadar dan tidak melakukan kelicikan. Begitulah seorang Ksatria.

Lalu siapakah Kstaria dan Pencuri Kuda?

Salam Akal Sehat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *