Saat kita mendengar kata Tata boga, pasti yang kita bayangkan adalah makanan atau dunia kuliner.
Tata boga merupakan bagian dari dunia Gastronomi, Tata boga adalah ilmu yang mempelajari seni mengolah makanan, mulai dari persiapan, memasak, hingga penyajian makanan.
Dalam perkembangannya tata boga telah menjadi bagian dalam dunia pendidikan di Indonesia. Mulai dari Sekolah Menengah Kejuruan hingga Universitas.
Di Medan, Sumatera Utara tepatnya di Universitas Negeri Medan (UNIMED), Produ Tata Boga sudah ada sejak tahun 1984. Keberadaannya di bawah naungan Fakultas Teknik, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.
Yang kini telah menghasilkan ribuan Alumni Tata boga. Namun masa itu banyak orang yang tidak paham terkait masa depan dan jangkauan jurusan Tata boga ini.
Bahkan, ketika saya mengambil jurusan di Prodi Tata Boga pada tahun 2009 saja, masing sering mendapatkan ejekan, dipandang sebelah mata, baik teman maupun keluarga.
Banyak yang mengatakan pada saat itu. “Untuk apa, sekadar belajar masak-masak harus sampai lima tahun, toh kedapur juganya.”
Tidak hanya itu, sering juga mendengar banyak orang mengatakan, “Kok laki-laki belajar masak, anak tata boga itu banyak banci,” kata mereka.
Intinya dimasa itu saja, saya dan teman-teman lain masih sering mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan.
Sangat jauh berbeda dengan jurusan lain, meski kami masih dalam lingkup kampus yang sama.
Namun seiring perkembangan jaman dan majunya dunia kuliner, jurusan Tata boga kini tak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Saat ini, sangat banyak peluang kerja maupun bisnis bagi alumni-alumni tata boga. Baik itu tamatan SMK, Diploma, maupun Sarjana.
Memasak Untuk Hidup Berkelanjutan
Jurusan Tata Boga saat ini sangat-sangat diberikan ruang di negeri ini. Mulai dari acara kompetisi Chef di Televisi, penerimaan menjadi Guru, Dosen. Tidak hanya itu, mereka juga diterima menjadi konsultan kuliner, bahkan pegawai negeri.
Pada tahun 2024 lalu, Kementrian Agama membuka Formasi Guru untuk jurusan Tata boga.
Bahkan, kini Instansi Polri juga membuka kesempatan bagi jurusan Tata boga untuk menjadi Bintara Kompetensi Khusus.
Selain itu program pemerintah terkait Makan bergizi Gratis yang dikomandoi Badan Gizi Nasional, juga membutuhkan peran dari para Alumni jurusan Tata boga, melalui SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia).
Dari pengalaman dan perjalanan saya, Alexander Chrisse Ginting Munthe, Alumni Tata Boga, UNIMED yang dulu dipandang sebelah mata.
Kini menjelma menjadi primadona karena luasnya lapangan kerja dan tempat untuk melakukan pengembangan diri.
Alumni jurusan Tata boga harusnya lebih berani dalam menghadapi tantangan jaman, karena setiap hari orang butuh makan.
Tetap ciptakanlah makanan yang terbaik, buktikan pada dunia, bahwa memasak bukan hanya tentang dapur saja. Namun lebih dari itu memasak juga tentang bagaimana hidup yang berkelanjutan.