Dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Washliyah Kota Binjai Semester 7 melakukan mini riset di Kampung Bali, Desa Paya Tusam, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Selasa, 24 Desember 2024.
Saat perjalanan dari Desa Perhiasan Selesai ke Desa Paya Tusam Wampu dosen dan mahasiswa melewati jalan dengan kondisi rusak berat.
Untuk diketahui, Kampung Bali merupakan sebuah perkampungan yang dihuni oleh masyarakat asli Hindu Bali.
Mereka telah puluhan tahun bermukim di perkampungan itu karena meletus Gunung Agung pada Februari 1963 silam.
Akibat meletusnya gunung Agung mereka (suku Bali) bertransmigrasi ke Pulau Sumatera.
Kampung Bali didirikan sekitar tahun 1970 an dari para masyarakat Bali yang terdampak erupsi Gunung Agung.
Lalu mereka bekerja sebagai pekerja di perkebunan Tanjung Morawa, Deli Serdang.
Setelah kontraknya habis, mereka pindah dan menetap. Lalu mendirikan perkampungan di desa ini dengan menggunakan alat seadanya.
Tujuan Penelitian
Dosen STIT Al-Washliyah Kota Binjai Semester, Abdul Rahim mengatakan penelitian ini bertujuan menggali lebih dalam kearifan lokal dan hubungan harmoni antar budaya sehingga bisa hidup rukun di wilayah tersebut.
Pemangku adat, kepala dusun dan Masyarakat Kampung Bali menerima rombongan dengan antusias dan hangat, di Pura, Kampung Bali.
Para dosen dan mahasiswa terlihat melakukan wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi.
Mereka menggali budaya dan tradisi masyarakat Bali yang hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya di Langkat.
Bahkan ada suku Bali yang menikah dengan suku Jawa yang tinggal di desa tersebut.
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Pendidikan Multikultural dan Moderasi Beragama, Abdul Rahim Daulay menjelaskan bahwa penelitian ini merupakan bagian dari program pengembangan akademik.
Mahasiswa menggali informasi terkait keharmonisan kehidupan antar agama dan budaya di Langkat bahkan Sumatera Utara
“Kampung Bali adalah salah satu contoh nyata keberagaman budaya di Indonesia pada umumnya, dan Langkat secara khususnya,” ujar Rahim
Rahim mengharapkan penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana nilai-nilai kearifan lokal. Serta mampu menciptakan keharmonisan dalam masyarakat majemuk.
Dosen mengajak mahasiswa agar mengetahui secara langsung berbagai tradisi dan praktik budaya. Lalu ritual keagamaan yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat hingga kini.
Mereka mencatat bagaimana budaya Bali tetap hidup di tengah masyarakat dengan harmonis dan berdampingan.
Temuan Mahasiswa
Salah satu mahasiswa, Wito, mengungkapkan kekagumannya terhadap harmoni yang tercipta di Kampung Bali.
“Kami melihat bagaimana masyarakat di sini menjaga tradisi tanpa mengesampingkan toleransi dengan budaya lain. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami,” katanya.
Sementara perwakilan mahasiswa lainnya, Silvia Delvani mengatakan Kampung Bali menambah pengetahuannya akan kultur budaya Bali.
Menurutnya juga kampung Bali cocok untuk menjadi tujuan wisata budaya.
Selain itu, Muhammad Aizar, selaku Kosma (Komisaris Mahasiswa) Semester 7 PAI terkesan akan keramah-tamahan warga dan suasana desa yang sangat baik dan indah.
“Hal seperti harus tetap terjaga, para adik adik semester agar bisa melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) ditempat-tempat yang seperti ini,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dusun Suryanto mengatakan mahasiswa yang hadir semoga menjadi pemberi contoh yang baik. Kemudian memajukan kampus dan lingkungan masyarakat.
Pak Dangin dan Ibu Nyoman Suyati sebagai Pemangku Adat Kampung Bali, berharap mahasiswa untuk mengajak rekan-rekan mahasiswa lain untuk datang mengunjungi Kampung Bali ini.
Hal itu bertujuan agar mengetahui dan memperkenalkan adat budaya yang majemuk dan harmonis di Kabupaten Langkat.
Selain itu Mereka berharap agar Pemerintah memperbaiki infrastruktur jalan. Agar banyak wisatawan dalam negeri maupun mancanegara yang berkunjung ke Kampung Bali di Langkat Ini.
“Semakin banyak yang berkunjung, maka PAD akan semakin meningkat, kesejahteraan masyarakat pun meningkat pula,” harapnya.
Fokus Mini Riset
Mini riset ini juga fokus pada kontribusi masyarakat Bali terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di wilayah Langkat.
Data yang diperoleh akan menjadi dasar untuk menyusun rekomendasi yang dapat digunakan dalam pengembangan masyarakat multikultural dan modernisasi beragama di Indonesia maupun Kabupaten Langkat.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama antara dosen, mahasiswa, pemangku adat, dan tokoh masyarakat setempat.