Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah administratif Provinsi Sumatera Utara. Ibukota Kabupaten Langkat berkedudukan di di Kecamatan Stabat. Langkat sendiri dahulu merupakan wilayah pemerintahan kesultanan Langkat. Salah satu kerajaan di Nusantara yang bercorak Melayu.
Berbagai ragam etnis masyarakat bermukim di Langkat seperti Etnis Jawa, Etnis Minang, Etnis Melayu, dan beberapa etnis lainnya. Hal itu mengakibatkan Langkat menjadi daerah dengan keanekaragaman budaya dan tradisi.
Dahulunya Langkat merupakan salah satu kesultanan Melayu ternama di Sumatera Utara. Kerajaan yang erkenal dengan kekayaan serta menjadi kerajaan pertama di Nusantara yang memiliki eksplorasi pertambangan minyak.
Menilik pendapat sejarah Belanda, Christopher Buyers, Kesultanan Langkat memiliki latar belakang dari Panglima Deli yakni Dewa Syahdan.
Panglima Deli itu dikabarkan datang ke wilayah Langkat sekitar tahun 1670. Ia diutus guna mendirikan kerajaan yang menguasai wilayah dari Sungai Seruwai, Tamiang hingga anak Sungai Wampu.
Menurut hasil penelitian civitas Fakultas Sastra USU di tahun 1994. Mereka menyatakan bahwa Kesultanan Langkat didirikan oleh Raja Kahar pada tanggal 12 Rabiul Awal 1153 Hijriah. Penanggalan tersebut bertepatan dengan 17 Januari 1750 yang kemudian dijadikan sebagai hari berdirinya Kabupaten Langkat.
Selain itu disebutkan juga Raja Kahar sebagai Raja pertama Kesultanan Langkat yang berkedudukan di Kota Dalam, wilayah antara Stabat dan Kampung Inai.
Asal Usul Nama Langkat
Asal-usul nama “Langkat” mempunyai beberapa versi yang berkembang di masyarakat, meskipun tidak ada bukti sejarah yang pasti mengenai asal mula nama tersebut.
Salah satunya adalah teori yang mengatakan Langkat berasal dari naman pohon yang banyak tumbuh di daerah ini.
Berasal Dari Nama Pohon
Hal ini sebagaimana yang tersaji dicatatan-catatan terkait hari jadi kabupaten Langkat. Melansir dari laman resmi Pemkab Kabupaten.
Pada laman resmi Pemkab Langkat menyebutkan bahwa nama Kesultanan Langkat berasal dari nama pohon.
Jenis pohon itu dikenal sebagai “Pohon Langkat” oleh masyarakat Melayu. Dikatakan pula bahwa pohon ini seperti pohon langsat yang tumbuh di sekitar Sungai Langkat.
Menurut sumber tersebut, saat ini pohon Langkat sudah langka dan hanya bisa ditemui di hutan-hutan pedalaman Langkat.
Berasal Dari Kata Langka
Kemudian salah satu versi lainnya, mengatakan bahwa nama Langkat berasal dari kata “Langka” dalam bahasa Melayu yang berarti “langkah” atau “jejak.”
Penamaan ini merujuk pada cerita rakyat Langkat yang menceritakan tentang manusia raksasa yang konon pernah hidup di wilayah dekat Ibu Kota Langkat saat ini.
Diceritakan pada zaman dahulu bahwa jejak kaki manusia raksasa itu pernah melintasi wilayah tersebut.
Selanjutnya jejak kaki tersebut dijadikan petunjuk dari keberadaan makhluk besar yang meninggalkan jejak di tanah Langkat.
Cerita manusia raksasa ini berkaitan dengan cerita rakyat yang dimuat dalam buku “Sastra Lisan Melayu Langkat” terbitan Pusat Pernbinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1987.
Di dalam buku yang disusun oleh Masindan, Abu Bakar, Matius C.A. Sembiring dan Tengku Silvana Sinar, memuat cerita rakyat berjudul Si Kelambai.
Cerita Si Kelambai menuturkan hidupnya seorang anak yang diberi nama Kelambai. Diceritakan Si Kelambai hidup di sebuah kampung yang bernama Ulah Berayun, yang terletak kira-kira 4 km dari kota Stabat.
Pertumbuhan Si Kelambai tidak seperti manusia biasa. Badannya tumbuh dengan cepat sesuai dengan gerak nafasnya.
Ketika si Kelambai berumur lima tahun, badannya tidak lagi muat di rumah, sehingga Ia terpaksa membuat rumahnya sendiri di kebun dekat rumah ibunya.
Untuk makan sehari-hari, ia pergi menangkap ikan dan kerang. Ia membuang air besar di Paya Rengas, lebih kurang 5 km dari Stabat, termasuk daerah Kecamatan Hinai.
Berasal Dari Bahasa Aceh
Selain dua tiori di atas, ada pula teori yang berpendapat bahwa nama Langkat berasal dari bahasa Aceh. Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa nama Langkat berasal dari bahasa Aceh. Dikatakan bahwa kata Langkat yang berarti “tempat” atau “wilayah.”
Teori ini berhubungan dengan bahwa dahulu wilayah dari Sungai Seruwai, Tamiang hingga anak Sungai Wampu merupakan wilayah di bawah kekuasaan Kerajaan Aceh.
…….
Itulah beberapa teori terkait asal usul penamaan Langkat. Ketiga teori belumlah memiliki bukti sejarah yang pasti. Maka masih diperlukan penelitian yang mendalam guna memperoleh bukti sejarah yang pasti pula.
Walau demikian, seiring berjalannya waktu nama Langkat tetap digunakan sebagai nama kabupaten di Sumatera Utara, yang kini telah menginjak usia 275 tahun di tahun 2025.
Langkat dikenal sebagai salah satu wilayah yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alam.