Mahkota Kesultanan Siak merupakan salah satu artefak kerajaan Melayu paling megah yang pernah ada di Nusantara. Bukan hanya simbol kekuasaan. Mahkota menjadi lambang kejayaan dan kemakmuran Kesultanan Siak Sri Indrapura. Kerjaan Melayu yang berdiri di wilayah Riau sejak abad ke-18.
Dibuat pada abad 19 masa pemerintahan Sultan Syarif Kasim I (1889–1908). Salah satu penguasa besar dalam sejarah Kesultanan Siak.
Pembuat mahkota mengerjakan dengan sangat halus, dengan perpaduan emas murni dan permata-permata berharga seperti berlian, rubi, zamrud, dan mutiara.
Secara fisik, mahkota ini memiliki berat 1.803,3 gram, dengan diameter sekitar 33 sentimeter dan tinggi mencapai 27 sentimeter.
Kombinasi material berharga tersebut membuatnya menjadi salah satu mahkota kerajaan Melayu paling megah di Asia Tenggara.
Pada bagian mahkotanya terukir kaligrafi Arab yang berarti “Mahkota Emas”, sebuah penanda sekaligus doa kemuliaan bagi penguasa yang mengenakannya.
Ukiran ini mencerminkan keislaman yang menjadi identitas kuat Kesultanan Siak.
Simbol Kedaulatan
Mahkota ini bukan hanya perhiasan, tetapi simbol legitimasi kekuasaan. Sultan selalu mengenakannya saat upacara pelantikan. Memadukannya dengan atribut kerajaan lainnya, seperti Lencana Kesultanan yang disematkan di dada dan Pedang pusaka yang selalu berada di tangan kiri sultan.
Dalam sebuah foto bersejarah, terlihat Baginda Sultan Syarif Kasim I mengenakan Mahkota Emas, Lencana Kesultanan, dan memegang pedang pusaka—sebuah gambaran kejayaan Melayu yang berdaulat.
Kesetiaan kepada Republik Indonesia
Seiring bergulirnya sejarah, mahkota ini juga memiliki nilai nasionalisme yang tinggi. Pada tahun 1945, Sultan Syarif Kasim II, yang kala itu memimpin Kesultanan Siak, mengambil keputusan bersejarah dengan menyatakan dukungan penuh kepada kemerdekaan Indonesia.
Sebagai bukti nyata, Sultan Syarif Kasim II menyerahkan seluruh kekayaannya, termasuk mahkota kerajaan, kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Tindakan ini bukan hanya bentuk loyalitas, tetapi juga pengorbanan besar demi tegaknya negara yang baru merdeka.
Bangsa Indonesia mengenang kontribusi Sultan Siak sebagai peran penting Kesultanan Melayu dalam perjuangan kemerdekaan.
Warisan yang Terjaga
Hingga kini, Mahkota Kesultanan Siak tersimpan rapi sebagai bagian dari koleksi sejarah yang tak ternilai.
Artefak ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang Kesultanan Siak, dari masa kejayaan hingga masa transisi menuju Republik Indonesia.
Keindahan mahkota ini tidak hanya terletak pada kemewahan materialnya, tetapi juga pada nilai historis, kultural, dan simbolik yang terkandung di dalamnya.
Sebuah warisan agung yang merekam identitas Melayu sekaligus nasionalisme Indonesia.