Penantian panjang seorang wartawan Posmetro, Lisa Ardi akan ditangkapnya pelaku pembacokan terhadap dirinya. Sudah enam (6) bulan pasca laporan pembacokannya pelaku masih bebas berkeliaran.
Bahkan bukan saja masih berkeliaran, pelaku juga kerap mengancam keselamatan dirinya dan keluarganya.
Ketua SMSI Langkat, Anoriyan Yusuf menilai hal itu benar-benar menyakiti hati dan mengecewakan insan pers. Selain itu juga mengancam perlindungan kebebasan pers di Langkat.
“Kenyataan ini benar – benar menyakiti hati dan mengecewakan kami, juga mengancam perlindungan kebebasan pers di Langkat,” sebut Ketua SMSI Langkat, Senin 13 Januari 2024 di Stabat.
Riyan menilai adanya keanehan yang menimbulkan spekulasi liar terkait kinerja Polres Langkat.
“Enam bulan pelaku belum ditangkap? Apakah penangkapan pelaku dilakukan secara serius? Ataukah Polres Langkat merasa gamang?” sindir Riyan
Berdasarkan keterangan korban, pelaku diduga merupakan orang suruhan bandar narkoba inisial RN.
RN dikenal sebagai bandar kelas kakap di Kecamatan Babalan, yang diduga menguasai peredaran narkoba jenis sabu melalui barak/pondok yang beroperasi 24 jam.
Mendapati kenyataan tersebut, SMSI Langkat mendesak Polres Langkat bergerak cepat segera menangkap pelaku.
Tidak hanya itu SMSI Langkat menyarankan kepada Kapolres Langkat untuk mengundurkan diri, jika tidak mampu meringkus pelaku.
“Namun jika mampu, buktikan, segera tangkap pelaku dan bandar yang diduga memberikan perintah kriminalisasi ke korban, agar segera diadili sesuai hukum,” tegas Riyan.
SMSI Langkat menyakini Polri memiliki integritas tinggi dan mampu melindungi serta memberikan keamanan bagi kebebasan insan pers.
Tersirat Kejanggalan
Meski pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka namun sampai saat ini masih berkeliaran dan belum dilakukan penangkapan. Tentu ini menimbulkan tanda tanya dan menyiratkan kejanggalan besar.
“Disisi lain, pihak Polres Langkat mengakui tengah menyelidiki keberadaannya pelaku. Tetapi apakah begitu sulitnya mencari keberadaan pelaku sampai setengah tahun lamanya belum tertangkap,” tagas Riyan.
Sementara info yang diterima, beberapa waktu lalu kedua pelaku masih sering terlihat berada di Kecamatan Babalan, bahkan pelaku juga beberapa kali bertemu korban dan sempat memberikan ancaman.
“Kami merima laporan, Lisa Ardi diancam oleh salah satu pelaku dan masih sering berpapasan dengan pelaku lainnya di jalan. Tapi disisi lain, Polres Langkat masih mencari keberadaan pelaku hingga kasus bergulir enam bulan belum tertangkap,” sebut Riyan heran.
Peryataan Kapolres Langkat
Sementara Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo menjelaskan status perkara sudah tahap penyidikan dan penetapan status tersangka terhadap terduga inisial B dan W alias P.
David menyebutkan pihaknya tengah berupaya keras mencari dan mengejar pelaku untuk ditangkap.
“Saat ini penyidik sedang berupaya melakukan upaya pencarian, pengejaran dan penangkapan terhadap terduga inisial B dan W als P tsb,” ujar Kapolres Langkat melalui pesan whatsapp, Minggu (12/1/2025). Sembari memohon doa restu agar kasus ini segera dapat dituntaskan.
Kronologi Penganiayaan Wartawan
Lisa Ardi dibacoki kepalanya hingga bersimbah darah oleh dua orang diduga kuat suruhan bandar sabu di Babalan, inisial RN.
Lokasi pembacokan depan sebuah warung berada di jalan (Dusun) Alur Rejo, Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan, Jumat, 5 Juli 2024 sekitar pukul 02.15 WIB lalu.
Akibatnya Ardi mengalami luka serius, darah segar terus mengucur deras dari kepalanya hingga pihak Puskesmas Securai pun tidak sanggup menangani.
Ardi harus dilarikan ke RSU Mahkota Bidadari di Kecamatan Gebang, Langkat untuk mengobati dua luka robek di kepala akibat bacokan.
Diduga Kuat Sudah Rencanakan
Diketahui, pembacokan Ardi kuat diduga direncanakan bandar sabu RN. Dimulai dari pemberitaan maraknya peredaran narkotika di Desa Securai Utara, Kecamatan Babalan, Langkat terbitan Sabtu, 29 Juni 2024.
Pemberitaan itu membuat bandar sabu RN terusik. RN pun semakin berang, akibat pemberitaan pondok-pondok (barak) sabunya digerebek pihak berwajib kala itu.
Informasinya, lokasi penggerebekan di sekitar pabrik getah yang sudah tutup di Dusun II Securai Pasar pada Kamis, 4 Juli 2024 lalu.
Dari situ, kuat diduga RN mengirim dua orang kaki tangannya untuk menculik Ardi. Dua kaki tangan itu, memiliki panggilan BARIK warga Desa Palumanis, Kecamatan Gebang.
Rekannya, sering dipanggil WANDI alias PAEH. Pria sebatangkara yang tinggal di Titi Panjang Securai Pasar, Dusun Alur Rejo, Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan.
Informasi itu dari pengakuan Ardi saat ditemui di ruang IGD RSU Mahkota Bidadari, Jumat (5/7/24) lalu.
Dua hari setelah peristiwa penganiayaan terhadap dirinya. Lisa Ardi membuat laporan di Polres Lqngkat.
Hal itu, sesuai dengan Laporan Polisi Nomor: LP/B/329/VII/2024/SPKT/POLRES LANGKAT/POLDA SUMATERA UTARA, tanggal 07 Juli 2024.