Rabu, 30 Oktober 2024
____________________
Puluhan pengungsi Rohingya diduga kabur meninggalkan Gedung Nasional Tanjung Pura yang menjadi tempat penampungan mereka.
Keberadaan pengungsi Rohingya di Gedung Nasional Tanjung Pura berkurang drastis. Dimana awalnya berjumlah 62 imigran ditempatkan dipenampungan itu, namun kini pengungsi Rohingya asal Myanmar tersebut berjumlah 31 orang.
Disebut-sebut, ada keterlibatan mafia perdagangan orang (Human Trafficking) yang memfasilitasi pelarian puluhan imigran itu.
“Untuk setiap warga Rohingya yang berhasil dikeluarkan, dibiayai Rp5 juta – Rp10 juta. Cukongnya orang dari Malaysia sana. Nanti ada yang jemput di dekat Gedung Nasional. Biasanya, tengah malam atau dini hari mereka dijemput,” tutur nara sumber, Rabu, 30 Oktober 2024 sore, menolak identitasnya disebutkan.
Ia menerangkan, setelah dijemput dari sekitaran Gedung Juang Tanjung Pura, para pengungsi Rohingya dibawa ke Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
Tempatnya pun sudah ditentukan oleh cukong yang melakukan kordinasi dengan telepon seluler.
Oktober Enam Orang Kabur
“Pengungsi Rohingya yang mau dibawa (larikan) sesuai pesanan cukong, kordinasinya melalui HP penjaga di Gedung Nasional. Nanti si cukong meminta rekening bank untuk melakukan transaksi. Sekarang ini totalnya dah 30-an lah yang kabur. Herannya lagi, dari mana mereka bisa komunikasi dengan orang dari negeri sebelah,” beber nara sumber.
Di Gedung Nasional di Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Langkat, hanya tersisa 31 pengungsi Rohingya. Tampak lelaki dewasa mendominasi tempat penampungan itu.
Dari hasil dialog dengan Amin, salah seorang pengungsi di sana, dalam kurun Oktober 2024 ini sudah 6 orang yang melarikan diri.
Pada 7 Oktober, ada 2 orang yang kabur. Untuk 11 Oktober 1 orang lagi yang meninggalkan tampat itu.
Permainan Mafia
“Tanggal 18 ada 3 keluar. Dua oran perempuan. Tidak tau (perginya kemana,” kata Amin dengan Bahasa Indonesia seadanya, sembari menerangkan bahwa rekannya bernama Jabir juga kabur dalam bulan Oktober ini.
Mereka berharap, agar United Nations Commissioner for Refugees (UNHCR) bisa mengembalikan mereka ke kampung halamannya.
Para pengungsi pencari suaka tersebut, berharap agar tak lagi terombang ambing di negeri yang asing bagi mereka.
Perginya puluhan pengungsi Rohingya dari Gedung Nasional Tanjung Pura, kontras dengan dugaan keterlibatan mafia.
Lancarnya komunikasi antara pengungsi dengan cukong di negeri jiran, patut dicurigai ada keterlibatan oknum-oknum tertentu.