Tindak kekerasan dan penganiayaan terhadap wartawan masih kerap terjadi. Hal ini terjadi terhadap seorang wartawan Posmetro. Ia mendapat kekerasan dan peniayaan diduga setelah memberitakan peredaran narkotika di daerahnya.
Korban mengaku kepalanya dibacok pelaku dan telah membuat laporan ke Polres Langkat sejak 6 bulan lalu.
Korban menilai belum ada kemajuan atas laporannya tersebut. Hal itu dikarenakan sampai saat ini kedua pelaku penganiyaan terhadap dirinya belum ditangkap.
Pembacokan terhadap Lisa Ardi, wartawan POSMETRO di Langkat, terjadi di depan warung di jalan (Dusun) Alur Rejo, Desa Securai Selatan, Babalan, Jumat, 5 Juli 2024, 6 bulan silam sekitar pukul 02.15 WIB.
2 hari pasca kejadian setelah lakukan perobatan Ardi membuat laporan ke Polres Langkat.
Sesuai dengan Laporan Polisi Nomor: LP/B/329/VII/2024/SPKT/POLRES LANGKAT/POLDA SUMATERA UTARA, tanggal 07 Juli 2024.
Ardi menerangkan selain pelaku belum ditangkap. Paranhya lagi, salah satu pelaku (Wandi) beberapa mengancam keselamatannya berserta keluarga.
“Dia (pelaku) minta aku cabut laporannya bang. Katanya (Wandi) percuma lapor di Polres Langkat tidak akan pernah ditanggapi, karena semua sudah dikondisikan.” ungkap Ardi kepada awak media.
Pelaku mengancam keselamatan korban dan keluarga jika tidak mencabut laporan, apalagi jika sampai masuk penjara.
“Jadi kalau laporan itu gak dicabut, dia bilang hati-hati dengan keselamatanku dan keluarga aku. Apalagi jika sampai dia masuk penjara karena laporanku,” lanjut Ardi.
Pelaku melayangkan ancamannya saat berjumpa di jalan, sebut Ardi lagi.
Laporan Mendek

Lisa Ardi menilai laporanya di Polres Langkat mandek dan belum ada kemajuan. Pasalnya meski sudah melapor sejak 6 bulan lalu namun pelaku belum juga ditangkap.
Korban sangat berharap Polres Langkat serius dan segera menangkap para pelaku pembacokan dan bandar narkoba (RN) yang kuat diduga sebagai otak pelaku.
Sebab menurutnya, hasil visum sudah ada, istrinya salah satu saksi dan peristiwa terjadi di depan warung kedai milik warga, dimana pemilik warung melihat peristiwa itu.
“Artinya jika pihak Polres Langkat serius menangani kasus ini, dua unsur alat bukti semuanya sudah bisa tercukupi. Apalagi pelaku masih sering terlihat di Securai. Jadi sudah dapat segera ditangkap,” harapnya.
Sementara, Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Dedi Mirza menjelaskan pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka.
“Kami sudah menetapkan, saat ini sedang berupaya melakukan penyelidikan keberadaan TSK,” jelas Dedi Mirza.
Ia pun menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan keberadaan pelaku. Sambil memohon informasi keberadaan tersangka.
“Kami Jika ada informasi tersebut kami sangat berterimakasi,” jawabnya melalui pesan whatsapp, Minggu, 12 Januari 2025.
Maraknya Peredaran Narkotika
Peredaran narkotika jenis sabu dinilai marak di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan jajaran Polres Langkat.
Sangking maraknya dari informasi sumber, para bandar bebas mengedarkan barang haram itu tanpa tersentuh hukum.
Mereka sesuka hati mendistribusikan sabu meracuni masyarakat dan generasi emas bangsa.
Parahnya lagi, para bandar sabu di wilayah Pangkalan Brandan Kecamatan Babalan dinilai beringas dan brutal.
Keberadaan bandar ini benar-benar mengancam keselamatan warga sekitar.
Mereka tidak segan menghabisi siapa pun yang mencoba ikut andil memberantas bisnis sabu nya. Seperti penganiayaan yang dialami wartawan POSMETRO di Kabupaten Langkat, Lisa Ardi.
Ardi dibacok di kepalanya hingga bersimbah darah oleh dua orang diduga kuat suruhan bandar sabu di Babalan, inisial RN.
Lokasi pembacokan depan sebuah warung berada di jalan (Dusun) Alur Rejo, Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan, Jumat, 5 Juli 2024 sekitar pukul 02.15 WIB lalu.
Akibatnya, Ardi mengalami luka serius, darah segar terus mengucur deras dari kepalanya hingga pihak Puskesmas Securai pun tidak sanggup menangani.
Ardi harus dilarikan ke RSU Mahkota Bidadari di Kecamatan Gebang, Langkat untuk mengobati (menjahit) dua luka robek di kepala akibat bacokan.
Menduga Direncanakan
Diketahui, pembacokan Ardi kuat diduga direncanakan bandar sabu RN. Dimulai dari pemberitaan maraknya peredaran narkotika di Desa Securai Utara, Kecamatan Babalan, Langkat terbitan, Sabtu, 29 Juni 2024.
Pemberitaan itu membuat bandar sabu RN terusik. RN pun semakin berang, akibat pemberitaan pondok-pondok (barak) sabunya digerebek pihak berwajib kala itu.
Informasinya, lokasi penggerebekan di sekitar pabrik getah yang sudah tutup di Dusun II Securai Pasar pada, Kamis 4 Juli 2024 lalu.
Dari situ, RN mengirim dua orang kaki tangannya untuk menculik Ardi. Dua kaki tangan itu, memiliki pangilan Barik warga Desa Palumanis, Kecamatan Gebang.
Rekannya, sering dipanggil Wandi alias . Pria sebatangkara yang tinggal di Titi Panjang Securai Pasar, Dusun Alur Rejo, Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan.
Diyakini Suruhan RN
Korban menerangkan, sebelum membacok, kedua pelaku sempat berbincang dengan Korba. Ardi menyebut bahwa mereka (korban dan pelaku) sudah saling kenal.
Ardi awalnya tengah mengendarai sepeda motornya untuk menjalani aktivitas jurnalistik.
Ditengah perjalanan, kedua pelaku yang mengendarai sepeda motor matic jenis yamaha mio menghentikan Ardi.
Awalnya pelaku menghentikan Ardi di dekat rel kereta api. Lantaran disekitar lokasi terlihat sunyi, Ardi pun berwaspada.
Ardi mengaku curiga dengan gerak gerik kedua pelaku. Lalu Ardi mengajak keduanya ke depan sebuah warung kedai milik warga sekitar.
Ketiganya (korban dan pelaku) mulai berbincang di depan warung itu.
Salah satu pelaku berinisial B menanyakan, ada persolaan apa antara korban dengan RN.
“Dia (B) tanyak, ada masalah apa dengan RN. Lalu ku jawab, soal pemberitaan sabu sudah tidak dilanjutkan,” ungkap Ardi.
Ardi tidak melanjutkan pemberitaan, demi menjaga keselamatan dan keamanan dirinya dan keluarga.
Hal itu disebabkan dirinya sudah mendapatkan ancaman sebelumnya.
Kemudian Ardi menyebutkan pelaku mengaku sudah dua malam berpikir untuk melakukan instruksi untuk menculik dirinya.
“Barik bilang, dia dua malam mikirkan (mempertimbangkan) untuk menculik saya,” sebut Ardi.
Ardi juga menyebutkan bahwa, pelaku meminta uang ke Ardi agar intruksi dari RN untuk melukai Ardi tidak dilakukannya.
“Sini ada uang kau, biar aku gak apain (melukai) kau,” sebut Ardi menirukan perkataan B.
Kemudian korban mengatakan tidak memiliki uang. Mendengar jawaban itu, tubuh Ardi langsung dipegang oleh W (rekan B).
Lalu B pun mengeluarkan parang pendek dari jaketnya, kemudian melayangkannya kepala Ardi sebanyak dua kali.
Melihat Ardi bersimbah darah dan merintih kesakitan, kedua pelaku pun langsung kabur melarikan diri mengendarai sepeda motornya.
Terpaksa Dirujuk Ke RS
Kemudian sambil menahan sakit dan memegang kepala menahan aliran darah. Ardi berupaya sekuat tenaga mengendarai sepeda motornya menuju rumah seorang mantri.
Namun Mantri yang dituju tidak berada di rumah. Lalu Ardi, kembali bersusah payah pergi menuju Puskesmas Securai.
Dari Puskesmas Ardi harus dirujuk ke RSU Mahkota Bidadari untuk mendapatkan perawatan medis, mengobati lukanya.
Informasi itu dari pengakuan Ardi saat ditemui di ruang IGD RSU Mahkota Bidadari, Jumat, 5 Juli 2024 lalu.