https://suarain.com/category/berita/

Banjir Rusak Ribuan Rumah dan Lumpuhkan Sektor Pertanian dan Peternakan Warga

Infografis Update Laporan Laporan Sementara Banjir Langkat, Rabu 17 Desember 2025 ( hsp/suarain.com)
Iklan Pemilu

Bencana banjir besar yang melanda wilayah Kabupaten Langkat telah mengakibatkan kerusakan masif pada berbagai sektor vital masyarakat.

Berdasarkan data terbaru Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) Langkat, 17 Desember 2025, dilaporkan ribuan rumah warga, fasilitas pendidikan, hingga puluhan ribu hewan ternak dilaporkan terdampak serius oleh terjangan air.

Kerusakan Infrastruktur dan pemukiman warga. Total rumah yang mengalami kerusakan mencapai 7.939 unit di seluruh wilayah terdampak.

Kecamatan Tanjung Pura menjadi wilayah dengan kerusakan pemukiman terparah sebanyak 2.873 unit, disusul oleh Kecamatan Besitang dengan 1.955 unit rumah rusak.

Selain pemukiman, fasilitas publik juga lumpuh dengan rincian, rumah ibadah 153 unit rusak. Sekolah 210 gedung terdampak.

Lalu fasilitas umum mencapai 131 titik. Infrastruktur jalan dengan total jalan rusak mencapai 129.609 meter dan 65 titik jalan lainnya.

Jembatan dan tanggul sebanyak 72 unit jembatan dan 51 titik tanggul mengalami jebol atau rusak.

Sementara pada sektor ekonomi, pertanian dan peternakan yang menjadi urat nadi ekonomi warga turut hancur. Tercatat seluas 8.197,47 hektar lahan terendam. Kerugian terbesar di sektor ini terjadi di Kecamatan Babalan 2.273 Ha. dan Tanjung Pura 2.181 Ha.

Baca Juga  9 Produk Pangan Olahan Mengandung Unsur Babi, Ini Daftarnya

Kondisi memprihatinkan juga terlihat pada sektor peternakan dengan total 82.982 ekor ternak yang terdampak. Kecamatan Sawit Seberang mencatat angka kehilangan ternak tertinggi mencapai 36.235 ekor.

Dalam laporan tersebut, TRC-PB Langkat menyebut kendala penanggulangan bencana menghadapi hambatan serius. Dilaporkan terdapat tiga kendala utama yang menghambat proses tanggap darurat:

Minimnya sarana prasarana dan peralatan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat. Tidak adanya sarana komunikasi yang memadai di lokasi bencana turut menjadi hambatan.

Hingga kekurangan personel dan Satgas Rescue yang dikerahkan saat terjadi bencana. Menambah rintangan untuk menjangkau seluruh wilayah terdampak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *