Lebih dari 10.000 jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah memadati Surau Qutubul Amin Arco di Jalan Buni, Duren Seribu, Bojongsari, Kota Depok, Jumat, 20 Juni 2025, dalam rangka memperingati Hari Guru Syekh Prof. Dr. Kadirun Yahya.
Ziarah Akbar menjadi momentum yang mempertemukan para pengamal tarekat dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara.
Surau Arco merupakan tempat peristirahatan terakhir Syekh Kadirun Yahya, Tokoh tasawuf dan pelopor ilmu metafisika eksakta.
Ziarah telah menjadi tradisi tahunan sebagai bentuk cinta dan penghormatan para murid kepada guru mereka.
Rombongan dari Alkah Dzikir dan Rumah Suluk Surau Baitul Jafar tampak menghadiri ziarah tahunan itu.
Sebanyak 175 peserta dari LIMTI dan Program Studi Filsafat Metafisika UNPAB Medan turut berziarah, terdiri atas ilmuwan, dosen, mahasiswa, dan jamaah tarekat.
Tradisi Tahunan dan Spirit Murid
Cucu Syekh Kadirun Yahya sekaligus Ketua Alkah Dzikir Rumah Suluk Surau Baitul Jafar, Syekh Dr H Ahmad Baqi Arifin menuturkan bahwa ziarah ini adalah wujud kecintaan murid kepada mursyidnya.
“Ini adalah momen berkumpulnya jamaah dari berbagai wilayah dan luar negeri. Semua ini membuktikan bahwa cinta murid kepada gurunya itu nyata dan hidup,” ungkapnya.
Syekh Kadirun Yahya menerjemahkan hakikat tarekat secara ilmiah melalui pendekatan fisika, kimia, dan matematika. Ia juga mempelopori pengembangan ilmu metafisika eksakta hingga diakui di tingkat dunia.
Sementara itu, Rektor Universitas Panca Budi Medan, Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, menyatakan bahwa sejak 1980-an, pemikiran dan ajaran Syekh Kadirun Yahya telah banyak diseminarkan di tingkat lokal hingga internasional.
“Banyak jurnal dan riset telah dipublikasikan oleh akademisi lintas disiplin, baik di dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Para pengamal tarekat menegaskan komitmen mereka melalui peringatan Hari Guru. Mereka bertekad melestarikan amalan, budaya, dan pemikiran Syekh Kadirun Yahya sebagai bekal spiritual menghadapi perubahan zaman.