BERITA  

Banjir Hantam Tanjung Pura, Warga Mengungsi Secara Mandiri

Seorang Pria Menggandeng Perempuan Paruh Baya Berjalan Dari Arah Tanjung Pura Untuk Menghindari Banjir dan Mencari Tempat Aman di Kecamatan Hinai, Jumat, 28 November 2025
Iklan Pemilu

Dampak bencana hidrometeorologi di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, semakin meluas. Ribuan warga kini terdampak banjir yang terjadi sejak Jumat 28 November 2025.

Genangan air tidak hanya merendam permukiman, tetapi juga melumpuhkan akses vital jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Langkat menuju Aceh.

‎Banjir yang merendam badan jalan membuat arus lalu lintas terhenti total. Mobilitas warga dan upaya penanganan di lapangan ikut terhambat.

‎Kondisi ini terlihat jelas di depan SPBU Sosial, Batu Melenggang, Kecamatan Hinai, di mana warga berjaga untuk mengarahkan pengendara agar putar balik. Air mulai menggenangi jalan sekitar pukul 12.00 WIB.

‎”Putar balik bang, ngak bisa lewat. Airnya dalam, tadi masih bisa lewat sampai simpang penjara Tanjung Pura, tapi air naik siang tadi sampai ke sini,” ujar Alpian, salah seorang warga yang berjaga.

‎Ia menjelaskan situasi di kawasan Tanjung Pura jauh lebih parah. “Kalau soal Tanjung Pura kurang tahu, tapi kawanku bilang di Tanjung Pura lebih dalamnya sekitar setinggi orang dewasa,” terangnya.

‎Di tengah kondisi yang semakin memburuk, warga dari berbagai desa terpaksa mengungsi secara mandiri, bahkan harus berjalan kali dari Tanjung Pura ke Tanjung Beringin, Hinai.

Baca Juga  Warga Langkat Temukan Mayat Pria Ber-KTP Aceh Membusuk di Parit

Putri, salah seorang warga, bersama tiga rekannya, harus berjalan dari Paya Perupuk, Kecamatan Tanjung Pura, untuk mengungsi menuju Tanjung Beringin, Kecamatan Hinai.

‎”Tinggi air di sana sudah setinggi dada orang dewasa. Kami terpaksa mengungsi ke Tanjung Beringin,” ungkapnya.

‎Pantauan di lapangan menunjukkan jalan lintas dipenuhi warga dan kendaraan yang bergerak untuk mengungsi maupun melakukan evakuasi.

‎SPBU Sosial yang biasanya dipadati kendaraan untuk mengisi bahan bakar, kini menjadi lokasi warga berkumpul untuk berlindung dan beristirahat.

‎Banjir ini dipicu luapan sungai Batang Serangan dan Besilam yang membawa arus kuat ke kawasan permukiman dan badan jalan. Kondisi diperkirakan masih fluktuatif, mengingat curah hujan tinggi masih terjadi di sejumlah wilayah Langkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *