Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir di Desa Namu Ukur, Langkat, membawa harapan baru bagi kesehatan anak dan ibu hamil sekaligus pertumbuhan ekonomi desa.
Anggota Komisi IX DPR RI, Delia Pratiwi, menyosialisasikan program ini bertujuan menurunkan angka gizi buruk dan membuka lapangan kerja melalui pemberdayaan dapur lokal berbasis masyarakat.
Pemerintah mengkhususkan program ini bagi bayi usia 1–2 tahun, anak-anak, dan ibu hamil. Dengan tujuan mengurangi rasio angka gizi buruk di Sumatera Utara.
Anggota Komisi IX DPR RI, Delia Pratiwi, menerangkan tujuan dan sasaran program MBG di hadapan sekitar 300 peserta sosialisasi.
Anggota Komisi IX DPR RI itu menegaskan hadirnya program tersebut akan membantu mengurangi angka gizi buruk. Gizi anak dan ibu hamil akan tercukupi. Selain itu juga membantu menanggulangi stunting.
“Program MBG akan membatu sektor perekonomian lokal. Dimana dapur MBG membeli bahan makanan dari pengusaha lokal atau dari BUMDES,” jelas Delia, Kamis, 5 Juni 2025 di Jakarta.
Delia menjelaskan pemerintah merancang program tersebut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Warga setempat akan terlibat langsung dalam program MBG.
“Program MBG juga akan membuka lapangan kerja baru, karena dapur untuk MBG membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit,” ungkap Delia.
Di sisi lain, Analis Kebijakan Ahli Madya (BP Menhan), Ari Yuliyanto, mengatakan bahwa program MBG merupakan langkah strategis untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui pengembangan individu yang berkualitas.
Individu dengan gizi yang terpenuhi akan memberikan kesehatan dan memicu potensi untuk lebih berkembang.
“Dengan individu yang berkembang, tentu akan membantu Indonesia untuk lebih berdaya saing dimasa mendatang,” ucap Ari Yulianto.
Sementara, Thomas Sitepu, Camat Sei Bingai, menanggapi program MBG dengan positif.
Thomas mengajak para peserta untuk turut membantu, agar program ini bisa berjalan dengan baik.
Selain itu, agar dapat mengurangi angka gizi buruk dan meningkatkan angka kesehatan.
“Dengan peran aktif masyarakat akan membantu untuk perubahan yang positif. Program ini harus berjalan dengan baik seperti rasio kekurangan gizi yang menurun. Sektor perekonomian yang meningkat, dan terbukanya lapangan kerja baru,” sebut Thomas.