Warga terdampak banjir di Kecamatan Hinai, Langkat, Sumatera Utara sangan mengharapkan bantuan bahan pangan. Tidak hanya itu, mereka juga membutuhkan bantuan air bersih.
Bahkan di tengah banjir yang tak kunjung surut, masih merendam pemukiman. Warga di pengungsian memerlukan perlengkapan bayi, seperti popok, obat-obatan, selimut dan kain sarung.
Salah satu warga, Abdul menerangkan kondisi air di Dusun I, Desa Cempa mencapai sedada orang dewasa.
”Kami membutuhkan bahan makanan dan minuman dan air bersih,” ujar Abdul, Sabtu, 29 November 2025.
Abdul mengatakan selama di posko pengungsian bahan pangan terbilang cukup. “Bahan pangan ada, kalau di bilang cukup ya cemana ya, berbagi lah,” tambahnya.
”Banjir ini sudah empat hari, namun ada sedikit penurunan sekitar 15 cm. Paling dalam ada sekitar 3 meter,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dusun I Cempa, Ilyas, menerangkan kepada wartawan di posko pengungsian yang berada di Base Camp Proyek Pengendalian Banjir Sei Wampu Tanjung Pura.
”Kurang lebih 300 orang mengungsi di posko ini. Sudah empat hari banjir dan bantuan sembako, insyaallah tercukupi. Namun keperluan untuk anak-anak yang masih kurang,” ujar Ilyas.
Selanjutnya, terkait kebutuhan air bersih, Ilyas menyebut dua hari yang lalu masih ada. Namun saat ini sudah tidak ada air bersih lagi.
”Kalau yang sakit-sakit tidak. Semalam ada tim kesehatan sudah berkunjung di posko ini. Dan sejauh ini korban jiwa belum ada di dusun kami,” tutup Ilyas.
Terpantau di lokasi, banjir masih menggenangi pemukiman dan perladangan warga. Debit air masih terlihat tinggi dengan arus kencang menyebrangi badan jalan lintas Sumatera.
Hal itu mengakibatkan selama 4 hari ini, jalur utama mobilitas orang dan baran Medan-Aceh lumpuh total. Kondisi tersebut juga menjadi kendala dalam mendistribusikan bantuan.






