Dandim 0203 Langkat, Letkol Inf Medwin Sangkakala SSos MHan kunjungi orang tua Andhika Pranata calon taruna Akademi Militer (Akmil) 2025, Dusun Kesuma, Desa Pematang Tengah, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Rabu 6 Agustus 2025.
Suasana haru mewarnai pertemuan yang berlangsung di kediamaan pedagang bakso, Ahmad Zaini (45) orang tua Andhika.
Ibunda Andika, Rafika pun tak kuasa menahan haru dan bangga atas capaian anak sulungnya.
“Kami sangat terharu, tidak menyangka. Pak Damdim mengunjungi rumah kami yang sederhana ini. Saya tak mampu mengungkapkan rasa bangga ini dengan kata-kata,” ujar Rafika. Tampak air mata haru membasahi matanya.
Di rumah sederhana pedagang bakso itu, Letkol Medwin menyampaikan rasa bangganya sekaligus memberi motivasi kepada warga sekitar.
Pamen TNI AD menerangkan bahwa kelulusan Andika membuktikan bahwa untuk menjadi anggota TNI tidak dipungut biaya.
“Kisah Andika ini menjadi bukti nyata bahwa untuk masuk TNI tidak ada pungutan biaya. Semua tes dilakukan transparan,” ujarnya.
Kolonel Medwin berharap keberhasilan Andika dapat memotivasi anak-anak Langkat bercita-cita tinggi. Meski berasal dari keluarga sederhana. Namun harus disertai dengan keuletan dan ketekunan.
“Jangan takut bercita-cita tinggi. Selama mempersiapkan diri dengan baik, kesempatan terbuka untuk semua. Tanpa memandang latar belakang ekonomi,” tambahnya menegaskan.
Viral di Media Sosial
Sebelumya, Sebuah video sederhana yang memperlihatkan seorang remaja mengenakan baju olahraga, duduk sendirian menyantap nasi bungkus di tengah lapangan Akademi Militer (Akmil) Magelang, mendadak viral di media sosial.
Ketika seorang anggota TNI yang merekamnya bertanya, “Kenapa makan sendirian adek?” tanyanya.
” Siap! oang tua tidak hadir,” kata calon taruna Akmil yang bernama Andhika Pranata.
Andhika juga menyebutkan bahwa orangtuanya penjual bakso di Kabupaten Langkat. “Tetap semangat ya!” ujar perekam video.
Video tersebut menuai simpati warganet dan memantik semangat banyak orang tua dan anak muda di Indonesia.
Profil Andhika Pranata
Andhika Pranata, anak pertama dari tiga bersaudara. Ia menamatkan sekolah tingkat menengah atasnya di MAN 2 Langkat.
Ketika menempuh pendidikan menengah atas, Ia sering mengikuti kegiatan pramuka dan Paskibra sering berolahraga.
Andhika bukanlah lahir dari keluarga yang berada. Ayahnya seorang pedagang bakso keliling. Bahkan mereka sempat menjadi keluarga penerima manfaat program PKH.
Namun seiring berjalan waktu, usaha ayahnya mengalami peningkatan. Hingga akhirnya mampu berjualan bakso dengan menempati warung sederhana yang tak jauh dari rumahnya.
Sepulang sekolah, Andhika memanfaat waktu luangnya membantu orang tuanya berjualan di warung.
Kisah Andhika menjadi bukti bahwa tekad dan kerja keras dapat menembus batas keterbatasan, memberi harapan bagi banyak anak bangsa di pelosok negeri.
